BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan memberikan peluang kepada tiap-tiap satuan pendidikan
terutama pendidik yang dalam hal ini merupakan satu komponen yang langsung
berperan dalam proses pembelajaran. Telah banyak perubahan paradigma dalam
proses pendidikan khususnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran menjadi
lebih mementingkan peran peserta didik dan karakteristik sumber daya yang ada
pada tiap-tiap satuan pendidikan. Pembelajaran berpusat pada siswa, oleh karenanya
siswalah yang diharapkan dapat berperan aktif dalam mengeksplorasi dan
menginterpretasikan pengetahuan dan permasalahan baru yang dibandingkan,
dikombinasi, dan dianalisa dengan pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh
peserta didik.
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
menyatakan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi
perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”
Proses
pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil yang diperoleh. Pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered) cenderung lebih memperlihatkan paradigma
pendidikan saat ini, sebagaimana yang terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Hal ini merupakan satu hal mengapa media pembelajaran sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran.
Media
pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan
penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan media seharusnya merupakan
bagian yang harus mendapat perhatian guru sebagai fasilitator dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tiap-tiap pendidik perlu mempelajari
bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian
tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Pada
kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai
alasan,diantaranya: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi
guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang
tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, dan lain-lain. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan
dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.
Sekolah
dasar dalam kaitannya dengan penerapan KTSP harus menerapkan proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa bukan lagi menggunakan paradigma lama
seperti datang, duduk, diam, dengarkan, dan dilarang bertanya (apalagi yang
macam-macam). Siswa didorong untuk lebih kritis dalam melaksanakan dan
mengikuti proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan secara
optimal.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah tentang “Seberapa Pentingkah
Penggunaan Media Pembelajaran di Sekolah Dasar”, beberapa permasalahan yang
penulis angkat, antara lain ;
§ Apa pengertian media pembelajaran ?
§ Apa saja Jenis media pembelajaran ?
§
Apa saja nilai dan manfaat media
pembelajaran ?
§
Bagaimana peranan media dalam
proses pembelajaran di sekolah dasar ?
C. Tujuan Penulisan
§
Untuk mengetahui pengertian dari
media pembelajaran
§
Untuk mengetahui apa saja jenis
media pembelajaran
§
Untuk mengetahui apa saja nilai
dan manfaat media pembelajaran
§
Untuk mengetahui bagaimana peranan
media dalam proses pembelajaran di sekolah dasar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Banyak
kalangan mendefinisikan tentang media secara umum, namun ada yang lebih
spesifik dalam mengartikan media dan media pembelajaran. Media pembelajaran
terdiri dari dua kata yaitu media dan pembelajaran. Definisi yang lebih rinci
akan penulis bahas lebih lanjut dalam ulasan di bawah ini.
1.
Media
Kata media
berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara,
atau pengantar.
Menurut KBBI,
media dapat diartikan sebagai perantara, penghubung; alat (sarana) komunikasi
seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; yang
terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dan sebagainya) Istilah media
berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian umumnya adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi.
Beberapa
pakar/ahli media menyatakan definisi media dengan 1berbagai batasan-batasan
tertentu. Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan, Heinich,
Molenda, dan Russel menyatakan bahwa : “A medium (plural media) is a
channel of communication, example include film, television, diagram, printed
materials, computers, and instructors. (Media adalah saluran komunikasi
termasuk film, televisi, diagram, materi tercetak, komputer, dan instruktur).
AECT (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977), memberikan
batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan
pesan atau informasi. NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan
media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta
peralatanya.
Dari
beberapa batasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk meyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
2.
Pembelajaran
Pembelajaran
merupakan bentuk jamak dari kata belajar yang mempunyai kata dasar ajar, ajar
menurut KBBI petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut),
belajar merupakan suatu usaha untuk memperoleh kepandaian/ilmu. Istilah
pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru/pendidik untuk membuat para peserta
didik melakukan proses belajar. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika
tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya
akan berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar.
Seorang guru tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat
dikatakan telah belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan
guru yang sedang mengajar. Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru
untuk membuat siswa belajar. Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah
mengusahakan agar setiap siswa dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai
sumber balajar yang ada.
3.
Media pembelajaran
Media
pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar
ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media
belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar
kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik,
maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan
guru.
Brown
mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada
mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk
mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad
Ke–20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio,
sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini
penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif,
seperti adanya komputer dan internet. Sedangkan National Education Association
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah “sarana komunikasi dalam bentuk
cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras”.
Dari
beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah ”segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada
diri peserta didik.”
Ciri-ciri
khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan pengelompokanya. Ciri-ciri
media dapat dilihat menurut kemampuannya dalam membangkitkan rangsangan pada
indera penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka
ciri-ciri umum media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat,
didengar, dan diamati melalui panca indera. Di samping itu ciri-ciri media juga
dapat dilihat menurut harganya, lingkup sasaranya, dan kontrol oleh pemakai.
Tiap-tiap
media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh pemakainya. Dalam
memilih media, orang perlu memperhatikan tiga hal, yaitu:
a.
Kejelasan maksud dan tujuan
pemelihian tersebut
b.
Sifat dan ciri-ciri media yang
akan dipilih
c.
Adanya sejumlah media yang dapat
dibandingkan karena pemilihan media pada dasarnya adalah proses pengambilan
keputusan akan adanya alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh
tujuan.
B. Jenis Media Pembelajaran
Media secara
umum merupakan suatu hal yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu pesan
tertentu. Agar proses transformasi pesan tersebut maka diperlukan kesesuaian
jenis media yang akan digunakan. Beberapa klasifikasi mengenai media menurut
beberapa ahli sangat beragam hal ini dilihat dari sudut pandang mana jenis-jenis
media ini dikelompokkan.
Menurut
Heinich, Molenda, Russel jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran
antara lain : media nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak,
media komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
Jenis media secara umum yang biasa digunakan dalam
proses pembelajaran, antara lain;
1.
Media grafis seperti gambar, foto,
grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
2.
Media tiga dimensi yaitu media
dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja, dan
diorama.
3.
Media proyeksi seperti slide, film
stips, film, dan OHP
4.
Lingkungan sebagai media
pembelajaran
Berdasarkan
ulasan yang ditulis oleh Ahmad Sudrajat, M.Pd dalam blognya, mengatakan bahwa
terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya :
1.
Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2.
Media Audial : radio, tape
recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3.
Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan
sejenisnya
4.
Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
C.
Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran
Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari
faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan
buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke objek langsung
yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Objek dimaksud
bisa dalam bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan
audial.
Media
pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu
objek yang disebabkan karena:
a.
objek terlalu besar,
b.
objek terlalu kecil,
c.
objek yang bergerak terlalu
lambat,
d.
objek yang bergerak terlalu cepat,
e.
objek yang terlalu kompleks,
f.
objek yang bunyinya terlalu halus,
g.
objek yang mengandung berbahaya
dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua objek itu
dapat disajikan kepada peserta didik.
Media
pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Media dapat
menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis. Media
membangkitkan keinginan dan minat baru. Media membangkitkan motivasi dan
merangsang anak untuk belajar. Media memberikan pengalaman yang
integral/menyeluruh dari yang kongkrit sampai dengan abstrak.Ada beberapa
kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media.
Hubbard mengusulkan
sembilan kriteria untuk menilainya. Kriteria pertamanya adalah biaya. Biaya
memang harus dinilai dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media
itu. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik,
kecocokan dengan ukuran kelas, keringkasan, kemampuan untuk dirubah, waktu dan
tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang terakhir adalah
kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa dibantu dengan sebuah
media semakin baiklah media itu.
Thorn,
mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif. Kriteria
penilaian yang pertama adalah kemudahan navigasi. Sebuah program harus
dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajaran bahasa tidak perlu belajar
komputer lebih dahulu. Kriteria yang kedua adalah kandungan kognisi, kriteria
yang lainnya adalah pengetahuan dan presentasi informasi. Kedua kriteria ini
adalah untuk menilai isi dari program itu sendiri, apakah program telah
memenuhi kebutuhan pembelajaran si pembelajar atau belum. Kriteria keempat
adalah integrasi media di mana media harus mengintegrasi aspek dan keterampilan
bahasa yang harus dipelajari. Untuk menarik minat pembelajar program harus
mempunyai tampilan yang artistik maka estetika juga merupakan sebuah kriteria.
Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara keseluruhan. Program yang
dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh pembelajar.
Sehingga pada waktu seorang selesai menjalankan sebuah program dia akan merasa
telah belajar sesuatu.
Secara umum
manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan
siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien. Sedangkan
secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
1. Penyampaian materi
pembelajaran dapat diseragamkan
Dengan
bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari
dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun
berada.
2. Proses pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik
Media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara
alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana
belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
3. Proses pembelajaran
menjadi lebih interaktif
Dengan media
akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru
cenderung bicara satu arah.
4. Efisiensi dalam waktu
dan tenaga
Dengan media
tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan
tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara
berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar
siswa
Media
pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mandalam dan
utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang
memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh,
merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses belajar dapat
dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media
pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung
seorang guru.Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan
waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap materi dan proses belajar.
Proses
pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai
ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih
positif dan produktif
Guru dapat
berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki waktu untuk memberi
perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar
siswa,pembentukan kepribadian, motivasi belajar,dan lain-lain.
D. Peranan Media dalam Proses Pembelajaran di SD
Kenyataannya, peranan media
pembelajaran di sekolah dasar kurang begitu diperhatikan oleh pendidik. Peserta
didik yang seharusnya dapat mengoptimalkan pembelajaran dengan baik, namun
tidak didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang relevan cenderung menjadikan
siswa sebagai peserta didik menjadi verbalistik (hanya sebatas teori tanpa
didukung dengan data yang konkrit). Sebagai contoh, siswa mempelajari jenis
alat transportasi darat berupa delman, di Jakarta sebagaimana di tempat penulis
bertugas, tidak semua siswa di sekolah dasar mengenal, mengetahui, dan memahami
delman sebagaimana kenyataannya karena tidak semua siswa pernah menjumpai
kereta beroda dua ini. Oleh sebab itu penggunaan media untuk menghilangkan
kesan verbalistik ini sangat penting peranannya.
Penggunaan media pembelajaran pada
tiap satuan pendidikan saat ini sangat dianjurkan bahkan diupayakan untuk ada
pada tiap-tiap proses pembelajaran khususnya di tingkat satuan pendidikan
dasar. Media ini tentunya tidak hanya atas dasar ada saja, tetapi kesesuaian
dan ketepatan penggunaan dalam proses penyampaian pesan pembelajaran yang akan
diberikan.
Peranan
media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekhawatiran pada guru. Namun
sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi, masih banyak tugas guru yang lain
seperti memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa yang
selama ini kurang mendapat perhatian. Kondisi ini akan terus terjadi selama
guru menganggap dirinya merupakan satu-satunya sumber dalam proses
pembelajaran. Jika guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran secara baik,
guru dapat berbagi peran dengan media. Peran guru akan lebih mengarah sebagai
manajer pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan kondisi sedemikian rupa
agar siswa dapat belajar secara optimal. Untuk itu guru lebih berfungsi sebagai
penasehat, pembimbing, motivator dan fasilitator dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada
penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah usaha guru untuk menjadikan
siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke
siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Manfaat
media pembelajaran tersebut adalah: penyampaian materi pembelajaran dapat
diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran
menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di
mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar serta mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif.
B. Saran
Penggunaan media dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar sampai saat ini Pada kenyataannya, penggunaan
media memang kurang diperhatikan. Oleh karenanya, tiap pendidik hendaknya
memahami benar peranan media dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana
telah dipaparkan di depan tingkat ketuntasan proses pembelajaran siswa yang
didukung dengan penggunaan media pembelajaran sangat signifikan karena hal ini
dapat menghilangkan kesan verbalistik dalam pola pemahaman siswa sebagai
peserta didik. Sudah selayaknya guru sebagai pendidik untuk menggunakan media
pembelajaran dengan memanfaatkan limbah-limbah rumah tangga yang masih dapat
digunakan. Itulah peranan guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang
berhasil dan
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2003 . Media Pembelajaran . Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada .
Asnawir, dan Basyiruddin Usman . 2002 . Media
Pembelajaran . Jakarta : Ciputan Pers.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain . 2010 . Strategi
Belajar Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta .
Mufarrokah, Anissatul . 2009 . Strategi Belajar
Mengajar .Yogyakarta : Teras .
Mukhtar, 2003 . Desain Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam . Jakarta : CV.Misaka Galiza .
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar .
2004 . Mozaik Teknologi Pendidikan . Jakarta : Kencana